Pengumuman dari akuisisi Compiere oleh Consona Corporation tentunya bukan lah berita yang menyenangkan bagi penggiat opensource, mengingat nasib Compiere yang merupakan pioneer ERP berbasis Opensource harus harus berakhir sampai disini.
Mencermati siaran pers dari Consona kita memahami Minat Consona adalah dalam teknologi, namun banyak pihak menyatakan sulit mempercayai komitmen mereka untuk mendukung komunitas dan indirect model Business (model bisnis tak langsung) dimana kita tahu diperlukan dedikasi yang sangat besar untuk mendukung model bisnis ini.
Bahkan meskipun saat ini di Indonesia mungkin lebih banyak menggunakan Adempiere atau Openbravo, tetap saja ini adalah berita yang kurang menyenangkan(kalaupun tidak bisa disebut kabar buruk), Bagaimana tidak, sang pelopor dalam sejarah solusi ERP Opensource harus menyerah untuk diakuisisi perusahaan lain. Selain itu sukses dari sebuah vendor Open Source akan berakibat baik bagi industri Opensource secara keseluruhan, dan demikian pula sebaliknya.
Penjualan Compiere, terjadi pada waktu dimana saat ini permintaan solusi ERP berbasis Opensoure dibanyak negara di dunia meningkat secara drastis. Sehingga tidak heran apabila banyak kalangan yang "heran" dengan proses akuisisi ini.
Jadi jelas ini bukan karena kurangnya demand / permintaan solusi akan Opensource ERP, akan tetapi lebih mungkin lebih kearah kondisi internal perasaan, serta mungkin
Karena konsekuensi dari eksekusi yang buruk dan kurangnya komitmen terhadap komunitas. Hal ini pula yang menyebabkan lahirnya ADempiere yang menjadi saingan terberat Compiere sendiri (sebagai induk ADempiere)
Sementara itu berita mundurnya RedHuan D On, langsung ditanggapi oleh JorgJankee, Founder Compiere, Berita mundurnya red1 langsung ditanggapi JorgJankee di blognya di http://www.compieresource.com/2010/06/adempiere-failure-the-chance-for-consona-to-revitalize-compiere.html
berikut sedikit cuplikan tulisan JJ:
Compiere Troublemaker (pembuat keonaran di Compiere) dan Pemimpin Adempiere "red1" (Redhuan D oon - @ red1Oon) mengundurkan diri: "Saya telah berhenti sebagai 'pemimpin ADempiere'.. Saya telah (merasa) cukup setelah hampir 4 tahun (dalam) pertempuran. Bagaimanapun sebuah legenda telah lahir. Dan Harus mati mati sekarang. " Saya harus mengatakan bahwa hal itu tidak terlalu mengejutkan. Adempiere sebagai fork Compiere memiliki motivasi keuangan yang buruk (meskipun menyanyikan lagu "Opensource") dan tidak berhasil bagi komunitas.
Selanjutnya JorgJankee juga berjanji bahwa dia kan membuat seri blog baru yang diungkapkan sebagai berikut:
Dalam seri mendatang blog saya, saya akan menguraikan motivasi untuk orang-orang Adempiere untuk melakukan fork dan mengapa mereka gagal. Karena pembelian baru-baru dari Compiere, saya beberapa kali berdiskusi dengan orang-orang tertarik pada kebangkitan Open Source ERP. Mungkin Consona melihat hal tersebut sebagai pilihan juga.
Open Source ERP memiliki masa depan. Daya saing produk open source cukup lemah dibandingkan dengan Compiere - mungkin sudah waktunya untuk memulai sesuatu yang baru di mana tujuannya adalah untuk menciptakan produk yang bagus untuk bersaing dengan aplikasi ERP komersial dan framework. Komunitas open source juga menjadi lebih matang - dengan sedikit dukungan untuk "Troublemaker (pembuat keonaran)" dan kebutuhan para pemimpin bisnis dan teknis.
Yang menjadi pertanyaan, ditengah begitu besarnya permintaan akan solusi ERP, dan ditengah gencarnya penggiat opensource mempromosikan solusi Opensource, justru terjadi hal hal seperti ini, apakah ini merupakan pertanda kemunduran bagi gerakan opensource ERP atau hanya sekedar dinamika dalam pergolakan menuju suatu kondisi yang lebih maju? semoga saja demikian.
Agung Budi Santosa