Welcome To www.adempiere.web.id

This blog is in Indonesian Language, to read in English please use google translate
-------------------------------------------------------------------------
Assalamu allaikum Wr Wb
Selamat datang di www.adempiere.web.id, tempat untuk berbagi informasi Komunitas ADempiere Indonesia , serta sharing informasi Software ERP (Enterprise Resource Planning)berbasis Opensource khususnya Adempiere / iDempiere dan OpenBravo. Semoga informasi yang ada di blog ini, bisa bermanfaat.
Wassalam
Agung Budi Santosa
.>>> [ BACK TO HOME ] <<<.

Tuesday, July 26, 2011

RAID System untuk ADempiere Server

Pengantar
ADempiere (yang merupakan software ERP berbasis opensource dan dapat di download gratis),  sebagai aplikasi ERP mensyaratkan Server yang dipakai harus menggunakan RAID. Hal ini dikarenakan beberapa alasan, yang pertama aplikasi ERP yaca ng mencatat hampir semua transaksi di perusahaan umumnya akan menyebabkan data membengkak dengan sangat cepat, yang kedua adalah system database yang terintegrasi untuk semua client dan organisasi membuat proses baca tulis menjadi cukup berat pada I/O standard. Alasan yang ketiga adalah jumlah hard disk yang bisa ditambah lebih banyak sehingga kapasitasnya menjadi lebih besar, serta alasan yang lain seperti alasan keamanan data dan lain lain.

Nah, apa sih yang disebut dengan RAID? apa kegunaannya dan ada berapa jenis metode RAID?
pada tulisan ini saya mencoba menjelaskan tentang RAID tersebut. Hal ini juga sekaligus menjawab pertanyaan dari rekan rekan pembaca blog tentang mengapa servernya menjadi lambat setelah dipakai beberapa saat.

Apa itu RAID
RAID (Redundant Array Independent Disk) adalah satu fitur teknologi baru pada sistem komputer. Dengan RAID maka Hard Disk akan bekerja lebih cepat karena menggambungkan kemampuan beberapa Hard Disk secara bersamaan. RAID harus menggunakan minimal dua buah atau lebih HDD yang identik, baik dari sisi interface, teknologi, kapasitas, RPM dan lain-lain.

Hampir semua motherboard server memiliki konfigurasi RAID terintegrasi didalamnya, termasuk yang berbasiskan Intel platform. Minimal motherboard tersebut memiliki fungsi RAID yang paling standar, yaitu RAID 0 dan 1. RAID sendiri memiliki berbagai level seperti RAID 2, 3, 4, 5, 10 dan 50. Tapi yang paling familier digunakan pada server adalah RAID 0, 1, 5, 10 dan 50 saja.

Ada dua macam controller RAID didalam sistem server, yaitu yang bersifat on-board (terintegrasi dengan chipset utama) dan Add-in Card (modul card tambahan).

Beberapa contoh konfigurasi RAID

Imajinasikan ada sebuah file data dengan nama “ABC” yang akan disimpan dalam HDD yang dikonfigurasi dengan varian RAID dibawah :
RAID 0
RAID 0 berfungsi sebagai stripping, yaitu teknik memecah data “ABC” kedalam beberapa blok data, kita sebut saja blok ABC01, ABC02, ABC03, ABC04, dan seterusnya. Masing-masing blok ini disimpan pada dua HDD berbeda secara parallel, misalnya HDD1 menyimpan blok ABC01, ABC03, ABC05 dan seterusnya dan HDD2 menyimpan blok ABC02, ABC04, ABC06 dan seterusnya. Dengan teknik ini maka performa akan meningkat karena data kapasita besar tidak perlu masuk antrian pada HDD tunggal yang memiliki kapasitas I/O terbatas. Artinya pada saat akses data langsung dilayani oleh dua kapasitas I/O dimasing-masing HDD.















Cara kerja RAID 0

RAID 0 minimal menggunakan 2 HDD, dan menggabungkannya seolah-olah sebagai sebuah HDD tunggal didalam sistem. Misalnya, ada dua unit HDD SATA 80 GB dikonfigurasi sebagai RAID 0 maka sistem server akan mengenalinya sebagai HDD tunggal dengan kapasitas 160 GB. Dengan konfigurasi ini diharapkan performanya akan meningkat dengan mengandung dua kontroller HDD yang bekerja parallel. RAID 0 kadang dianggap bukan bagian RAID karena tidak bersifat “Fault-Tolerance”, yaitu kemampuan untuk mencegah kegagalan sistem seperti varian RAID lainnya.

RAID 1

RAID 1 berfungsi sebagai mirroring, yaitu saling backup antara dua HDD. Tekniknya adalah dengan cara memecah data “ABC” menjadi blok data ABC01, ABC02, ABC03 dan seterusnya lalu semuanya disimpan pada HDD1 (HDD utama) dan HDD2 (HDD backup) secara identik. Artinya HDD1 menyimpan blok ABC01, ABC02 dan ABC03, maka HDD2 juga menyimpan data yang sama persis. Kemampuan ini disebut sebagai mirroring, dimana jika terjadi kerusakan data pada HDD utama, maka data dapat direcovery langsung dari HDD backup karena menyimpan data yang identik.














Cara kerja RAID 1

RAID 1 minimal menggunakan 2 HDD. Jika terdapat dua HDD 80GB dengan kapasitas total 160GB maka sistem hanya akan mengenalinya sebagai HDD 80GB saja, karena HDD satunya berfungsi sebagai backup. RAID 1 merupakan fungsi yang paling mendasar dari seluruh varian RAID karena memiliki “Fault-Tolerance” yang baik.

RAID 10

RAID 10 merupakan perpaduan antara RAID 1 dan RAID 0. Dengan teknik ini maka blok data ABC disimpan layaknya RAID 1 lalu masing-masing bagian disimpan secara stripping seperti layaknya RAID 0. Misalnya blok data ABC disimpan secara stripping menjadi ABC[01] dan ABC[02] di dua HDD. Pada masing-masing grup HDD, yaitu ABC[01] data disimpan secara mirroring pada dua HDD. RAID 10 memerlukan minimal empat unit HDD.













RAID 5

Misalnya digunakan 3 buah HDD pada RAID 5, maka HDD1 akan menyimpan blok data A01, A02, A03 dan parity 01 pada HDD1. Lalu blok B01, B02, B03 dan parity 02 disimpan pada HDD2. Dan terakhir C01, C02 dan C03 dan parity 03 disimpan pada HDD03. Dengan teknik ini maka keseluruhan data pada HDD akan aman karena di backup oleh HDD lainnya dan parity yang tersebar ke masing-masing HDD tersebut.













Cara Kerja RAID5
Data disebar ke semua hardisk dan masing masing hardisk terdapat sebuah parity yang bisa dianalogikan sebagai image dari masing-masing blok data HD yang lainnya.
Contoh : 3 harddisk SCSI berkapasitas 80GB di configure dengan RAID 5 maka kapasitas yang dapat di gunakan untuk penyimpanan data adalah 3 x 80 GB yang didalamnya ada parity dari blok data HD yang lainnya.
Kelebihan : Mendukung baca/tulis secara bersamaan, sangat cocok untuk kepentingan jaringan, data proteksi yang bagus.
Kekurangan : Penulisan data lebih lambat dibanding RAID 0 dan RAID 1. Hanya memperbolehkan satu hardisk yang gagal.

RAID 50
RAID 50 merupakan perpaduan antara RAID 5 dan RAID 0. Dengan teknik ini maka blok data akan dipecah menjadi 2, misalnya ABC[01] dan ABC[02] lalu disimpan dengan teknik stripping yaitu memecah dan membaginya secara parallel. Baik ABC[01] dan ABC[02] pada masing-masing grupnya akan disimpan menggunakan konfigurasi RAID 5, sehingga pada satu grup memerlukan tiga unit HDD. Secara keseluruhan, RAID 50 menggunakan minimal enam unit HDD.












IBM ServeRAID M 5015 RAID Controler

IBM ServeRAID M 5015 RAID Controler merupakan salah satu contoh RAID Controler yang dipakai oleh server IBM Seri X. Card yang menggunakan slot PCI Express ini bisa di pasang pada mesin x3200, x3400, x3600 dan mendukung system operasi Windows maupun Linux.

====================

Semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi pengguna ADEMPIERE INDONESIA .
Salam ERP

Agung Budi Santosa
agung_bs@yahoo.com
Jakarta - Indonesia
====================
joint komunitas Adempiere Indonesia  / IDempiere Indonesia Study Group
** Bagi yang ingin belajar ERP, Untuk Informasi ERP Training silahkan kontak: training@alphamedia.co.id

No comments: