Kata kata itu sering sekali saya dengar dari orang yang menanyakan kepada saya berapa biaya implementasi atau training sebuah software berbasis opensource . Meskipun umumnya biaya implementasi dan training tersebut jauh dibawah harga untuk software propietary, sepertinya tetap akan dianggap mahal karena pembandingnya adalah kata “gratis”.
src="http://pagead2.googlesyndication.com/pagead/show_ads.js">
===========================================
Catatan: Sebelumnya mohon maaf, tulisan ini tidak bermaksud untuk menyinggung seseorang atau pihak pihak tertentu, ini murni hanyalah sebuah pemikiran dan pendapat saya saja.
===========================================
Beberapa tahun yang lalu ketika saya membuka training “Linux Server” dengan biaya kurang dari separo training Windows 20003 server, tidak sedikit yang berkomentar senada dengan pernyataan diatas. Demikian pula ketika beberapa waktu yang lalu ada yang menanyakan biaya implementasi untuk Compiere ERP, meskipun biaya yang saya sampaikan hanya 1/5 (seperlima) dari biaya implementasi (belum termasuk license) ERP propietary yang termurah , pun saya juga mendapat komentar yang senada.
Apakah ada yang salah?
Mungkin hal ini lebih banyak dikarenakan kurangnya informasi serta kesalahan persepsi masyarakat didalam pandangannya terhadap software yang propietary dan opensource.
Pertama, banyak yang salah kaprah dalam mengartikan pembelian sebuah software, dimana ketika user membeli sebuah software, banyak yang beranggapan bahwa kalau mereka membeli sebuah software maka harga tersebut sudah termasuk implementasi, training, dan support, jadi ketika softwarenya gratis, ekstrim nya bisa dikatakan bahwa implementasi dan trainingnya maunya gratis pula (atau sekedar uang rokok lah).
Kedua, ketika kita menawarkan sebuah training propietarry software, banyak yang beranggapan bahwa untuk membuat training sebuah software propietary memerlukan investasi yang mahal, baik untuk training para intructur nya, membeli lisensi, biaya eksplorasi, dll sehingga terasa wajar kalau menjual training dengan harga mahal. Sedangkan untuk membuat training software opensource, tidak perlu investasi untuk lisensi, dokumentasi juga tersedia diinternet, atau ekstrimnya bisa dikatakan: “ Wong software gratis, tidak pakai modal kok trainingnya dijual mahal”.
Masih ada beberap persespsi keliru lainnya yang kesemuanya bersumber dari kurangnya informasi tentang apa dan bagaimana software opensource. Oleh karena itu saya kira menjadi kewajiban semua profesional IT dan semua penggiat opensource untuk turut mensosialikasikan serta memberikan pencerahan pencerahan kepada masyarakat.
Saya tetap berpendapat bahwa biaya implementasi dan training sebuah software opensource harus lebih murah dari propietary, namun tentu harus pada batas batas kewajaran agar bisnis software opensource ini juga menggairahkan para investor, sehingga perkembangan OpenSource juga semakin baik.
Semoga dengan begitu perkembangan software opensource bisa lebih maju, dan masyarakat kita bisa menikmati era komputerisasi yang legal dan nyaman namun dengan investasi yang terjangkau.
Regards,
Agung Budi Santosa
agung_bs@yahoo.com
Ingin tahu lebih banyak tentang Opensource ERP?, silahkan kunjungi link berikut: Tiny ERP OpenSource ERP, ERP5 OpenSOurce ERP (juga), Core2CRM, Web Base ERP, CRM , SAP GUI,