Welcome To www.adempiere.web.id

This blog is in Indonesian Language, to read in English please use google translate
-------------------------------------------------------------------------
Assalamu allaikum Wr Wb
Selamat datang di www.adempiere.web.id, tempat untuk berbagi informasi Komunitas ADempiere Indonesia , serta sharing informasi Software ERP (Enterprise Resource Planning)berbasis Opensource khususnya Adempiere / iDempiere dan OpenBravo. Semoga informasi yang ada di blog ini, bisa bermanfaat.
Wassalam
Agung Budi Santosa
.>>> [ BACK TO HOME ] <<<.

Wednesday, April 23, 2008

“Opensource khan gratis, kok biaya implementasi dan trainingnya mahal?”

by: agung_bs@yahoo.com

Kata kata itu sering sekali saya dengar dari orang yang menanyakan kepada saya berapa biaya implementasi atau training sebuah software berbasis opensource . Meskipun umumnya biaya implementasi dan training tersebut jauh dibawah harga untuk software propietary, sepertinya tetap akan dianggap mahal karena pembandingnya adalah kata “gratis”.




===========================================
Catatan: Sebelumnya mohon maaf, tulisan ini tidak bermaksud untuk menyinggung seseorang atau pihak pihak tertentu, ini murni hanyalah sebuah pemikiran dan pendapat saya saja.
===========================================

Beberapa tahun yang lalu ketika saya membuka training “Linux Server” dengan biaya kurang dari separo training Windows 20003 server, tidak sedikit yang berkomentar senada dengan pernyataan diatas. Demikian pula ketika beberapa waktu yang lalu ada yang menanyakan biaya implementasi untuk Compiere ERP, meskipun biaya yang saya sampaikan hanya 1/5 (seperlima) dari biaya implementasi (belum termasuk license) ERP propietary yang termurah , pun saya juga mendapat komentar yang senada.

Apakah ada yang salah?

Mungkin hal ini lebih banyak dikarenakan kurangnya informasi serta kesalahan persepsi masyarakat didalam pandangannya terhadap software yang propietary dan opensource.

Pertama, banyak yang salah kaprah dalam mengartikan pembelian sebuah software, dimana ketika user membeli sebuah software, banyak yang beranggapan bahwa kalau mereka membeli sebuah software maka harga tersebut sudah termasuk implementasi, training, dan support, jadi ketika softwarenya gratis, ekstrim nya bisa dikatakan bahwa implementasi dan trainingnya maunya gratis pula (atau sekedar uang rokok lah).

Kedua, ketika kita menawarkan sebuah training propietarry software, banyak yang beranggapan bahwa untuk membuat training sebuah software propietary memerlukan investasi yang mahal, baik untuk training para intructur nya, membeli lisensi, biaya eksplorasi, dll sehingga terasa wajar kalau menjual training dengan harga mahal. Sedangkan untuk membuat training software opensource, tidak perlu investasi untuk lisensi, dokumentasi juga tersedia diinternet, atau ekstrimnya bisa dikatakan: “ Wong software gratis, tidak pakai modal kok trainingnya dijual mahal”.

Masih ada beberap persespsi keliru lainnya yang kesemuanya bersumber dari kurangnya informasi tentang apa dan bagaimana software opensource. Oleh karena itu saya kira menjadi kewajiban semua profesional IT dan semua penggiat opensource untuk turut mensosialikasikan serta memberikan pencerahan pencerahan kepada masyarakat.

Saya tetap berpendapat bahwa biaya implementasi dan training sebuah software opensource harus lebih murah dari propietary, namun tentu harus pada batas batas kewajaran agar bisnis software opensource ini juga menggairahkan para investor, sehingga perkembangan OpenSource juga semakin baik.

Semoga dengan begitu perkembangan software opensource bisa lebih maju, dan masyarakat kita bisa menikmati era komputerisasi yang legal dan nyaman namun dengan investasi yang terjangkau.

Regards,
Agung Budi Santosa
agung_bs@yahoo.com

Ingin tahu lebih banyak tentang Opensource ERP?, silahkan kunjungi link berikut: Tiny ERP OpenSource ERP, ERP5 OpenSOurce ERP (juga), Core2CRM, Web Base ERP, CRM , SAP GUI,

7 comments:

Anonymous said...

Ya, saya setuju banget dengan anda. Makanya mulai saat ini saya jika ngomong Linux bukan kata2 gratis yang saya ucapkan. tapi saya mengganti dengan kata bebas.

Orang Indonesia suka mensalah artikan kata2 gratis. Kebanyakan dari kita kalo mendengar kata free dalam kepalanya langsung yang keluar adalah gratis.

Maka, mulai sekarang bilang BEBAS untuk Linux dan open sources jangan bilang GRATIS.

Anonymous said...

ya setuju juga oom Agung ,tanya kenapa ko bea implementasi dan training jadi murah ;)) , mugkin juga spt kata tux , paradigma gratis itu ala Indonesia yang maunya klo bisa gratis dan lebih parah lagi " BAJAK" he heee :)) ,

Anonymous said...

Dear All,

Siapa bilang Implementasi/Training Opensource mahal?

Semua tinggal download dan baca kok. Saya gak pernah training kecuali
training Java Programming, itupun karena dibiayai perusahaan karena lagi perlu cepet. Simple case: Mau express/instant ya bayar. Mau download ya gratis. Hehehe.

Mau training Oracle mahal, training MySQL juga mahal. Training Microsoft mahal, training Linux juga mahal. Yang mahal SDM kan tenaga pengajarnya bukan softwarenya dan mahal atau murah relative terhadap support and demand.
Apalagi yang mau certified. Sudah trainingnya mahal... pake sertifikasi segala juga harus ujiannya mahal.

Jangan dicampur adukkan dong cost of ownershipnya. hehe.

Trus cost training itu lari ke kita-kita juga bukan ke luar negeri kan?

Cheers.

Anonymous said...

manggut-manggut,

Sip,

OSS Bebas, ada yang gratis ada yang mbayar. tapi tetep bebas.

Anonymous said...

Bener tuh kata anonymous

Harus dibedakan antara TCO(Total Cost of Ownership) dengan cost yang lain.

Menurut saya, Biaya Implementasi itu relatif berbeda2x di tiap2x perusahaan. Kalo perusahaan yang sudah mempunyai/mengikuti standard yang jelas dan mempunyai kesiapan IT staff yang baik, biasanya cost implementasinya tidak terlalu besar.

Selain itu juga harus dilihat scope of implementationnya. Kalo implementasi OSS di 10 tempat/cabang akan lebih mahal dari implementasi di satu tempat.

Tapi pada intinya sofware boleh gratis, tapi jasa pengajar dan implementor tidak.

Kalo ngakk mau keluar duit untuk memakai OSS, ya rajin2xlah googling dan baca2x di milis ato buku (sorry ini juga keluar duit buat bayar listrik sama tagihan internet/warnet)

software master said...

salam kenal...............

Agus said...

saya setuju dengan pak Agung, untuk software memang free akan tetapi untuk implementasi kan perlu tenaga, waktu dan pemikiran. kalau itu juga free, mereka mau makan dari mana?? sudah banyak waktu yang mereka luangkan untuk belajar, berfikir dan mengajar, apakah itu tidak dihargai? waktu adalah uang juga berlaku buat mereka yang sudah invest ke pembelajaran, kalau mau free semuanya ya implementasi sendiri.. walaupun sebetulnya juga tidak free karena kita harus meluangkan waktu kita untuk belajar software ini, seandainnya kita gunakan untuk ngurusin bisnis bisa jadi dapat menghasilkan uang yang jauh lebih besar dibandingkan untuk membayar implementer..